Izrail merupakan malaikat yang
pasti akan mendatangi setiap manusia. Menjelang ajal, malaikat maut ini akan
melepaskan ruh dari jasad. Ia memang ditugaskan Allah SWT sebagai pencabut
nyawa. Bukan tanpa alasan, malaikat yang dalam Al-Quran di sebut Malak al Mawt
ini diberi amanah tersebut. Ada serangkaian kisah, yang akhirnya membuat Izrail
terpilih menjadi malaikat pencabut nyawa.
Ini berawal ketika Allah SWT
memerintahkan Izrail bersama malaikat Jibril, Israfil, dan Mikail untuk
mengambil tanah ke bumi dalam proses penciptaan Adam AS. Dalam sebuah hadist
mu’tabar yang dinukil dari Imam Ja’far al-Shadiq disebutkan bahwa sebelum
menciptakan Adam dari tanah, Allah SWT terlebih memberi kabar terhadap bumi
bahwa Dia akan mengambil tanah di sana.
“Hai bumi, Aku akan ciptakan
manusia dari saripatimu. Sebagian meraka ada yang taat kepada-Ku dan sebagian
lainnya durhaka kepada-Ku. Siapa yang taat kepada-Ku maka akan Aku masukkan dia
kedalam sorga-Ku, dan siapa yang durhaka kepada-Ku akan Aku masukkan dia kedalam
neraka-Ku” Imam Ats-Tsa’labi (hmad bin Muhammad bin Ibrahim, Abu Ishak
An-Nisaburi Ats-Tsa’labi , berasal dari negeri Nisaburi. Beliau adalah seorang
Ulama’ Syafi’i ahli Tafsir yang terkenal,yang sangat masyhur pada abad ke 5H)
Allah SWT kemudian mengutus
malaikat Jibril untuk mengambil tanah ke bumi. Namun sebelum sempat
mengambilnya, bumi memberikan pertanyaan kepada Jibril terkait tujuan Allah
mengambil tanah di bumi. Malaikat Jibril kemudian memberi jawaban sebagai
berikut
“Karena Allah akan memerintahkan
Adam AS dan keturunannya untuk menyembah-Nya. Setiap yang taat diantara mereka
akan berada dalam naungan rahmat-Nya dan dipersilakan masuk ke surga.
Sementara, Dia akan menyiksa siapa saja di antara mereka yang menentang-Nya dan
tidak taat kepada-Nya di dalam penjara Jahanam-Nya untuk selama-lamanya.”
Ketika mendengar jawaban Jibril,
Bumi pun memelas dan bersumpah dengan nama Allah bahwa Ia tidak sanggup menanggung
beban manusia di bumi.
”Demi Allah, aku berlindung
kepada-Mu dari utusan-Mu, agar Engkau tidak mengambil sebagian dari kami jika
nantinya akan menjadi penghuni neraka”.
Mendengar sumpah tersebut, Jibril
tidak mengambil apapun dari bumi, lalu kembali kepada Allah dan menceritakan
alasan bumi yang bersumpah dengan keagungan Allah bahwa dia tidak memiliki
kesanggupan untuk menanggung azab-Nya.
Allah lantas mengutus dua
malaikat sekaligus yakni Mikail dan Israfil untuk turun ke bumi mengambil
tanah. Lagi-lagi, bumi melakukan hal serupa dengan bersumpah membawa nama
Allah. Kedua malaikat ini pun lalu kembali lagi kepada Allah tanpa membawa
sedikit tanah pun sama seperti Jibril.
Lalu Allah memerintahkan Malaikat
Izrail untuk mengambil tanah itu. Namun Izrail berbeda dengan tiga malaikat
lainnya. Ia langsung memukul bumi dengan pedangnya dan bumi pun bergetar
ketakutan, lantas malaikat Izrail mencabutnya segenggam. Meski Bumi sudah
bersumpah atas nama Allah, namun Ia tetap mengambil tanah seraya berkata:
“Aku takut menyalahi (melanggar)
perintah Allah, aku sama sekali tak akan melanggar perintah Tuhanku, walau
dengan segala perendahan dirimu”.
Ketika Izrail mengambil paksa
(mencabut) sebagian dari bumi, bumipun menangis merasa kehilangan. Kemudian tanah
itu di bawa menghadap Allah. Lalu Allah berfirman kepada Izroil: “Mengapa
engkau tidak mengikuti sumpahnya (bumi) ?. Jawab Izroil: ”Perintah-Mu lebih aku
ikuti dan aku takuti daripada sumpahnya”. Kemudian Allah berfirman: “Engkaulah
Malaikat pencabut nyawa (malakul maut)”
Kemudian Allah memberikan
penghargaan kepadanya atas hal tersebut. Dengan alasan inilah Allah
memerintahkan atau memberikan tugas kepada Izrail untuk mencabut nyawa-nyawa
hambanya.
Malaikat Izrail diberi kemampuan
yang luar biasa oleh Allah hingga barat dan timur dapat dijangkau dengan mudah
olehnya seperti seseorang yang sedang menghadap sebuah meja makan yang dipenuhi
dengan pelbagai makanan yang siap untuk dimakan. Ia juga sanggup
membolak-balikkan dunia sebagaimana kemampuan seseorang sanggup
membolak-balikkan uang.
Sewaktu malaikat Izrail
menjalankan tugasnya mencabut nyawa makhluk-makhluk dunia, ia akan turun ke
dunia bersama-sama dengan dua kumpulan malaikat yaitu Malaikat Rahmat dan
Malaikat `Azab.
Menurut kisah Kabil Akbar,
Malaikat Maut tidak mengetahui kapan tiap-tiap makhluk yang akan mati.
Dikatakan olehnya Allah telah menciptakan sebuah pohon (Sidrat al-Muntaha) di
bawah 'Arsy yang mana jumlah daunnya sama banyak dengan bilangan makhluk yang
Allah ciptakan. Jika satu makhluk itu telah diputuskan ajalnya, maka umurnya
tinggal 40 hari dari hari yang diputuskan. Maka jatuhlah daun itu kepada
Malaikat Maut, tahulah bahwa dia telah diperintahkan untuk mencabut nyawa orang
yang tertulis pada daun tersebut. sampai ada daun dari pohon yang terletak di
bawah 'Arsy gugur.
Kemudian akan jatuh dua titisan
dari arah 'Arsy pada daun tersebut, titisan hijau ataupun putih. Hijau
menandakan bakal si mayat akan mendapat kecelakaan sementara putih mengambarkan
dia akan mendapat kebahagiaan.
Untuk mengetahui tempat makhluk
mati, Allah telah menciptakan Malaikat Arham yang akan diperintahkan untuk
memasuki sperma yang berada dalam rahim ibu dengan debu bumi yang akan
diketahui di mana ia akan mati dan di situlah kelak ia pasti akan menemui
ajalnya. (dari beragam Sumber)
Komentar
Posting Komentar